A. 3 Pandangan Antorpologi metafisik tentang manusia yaitu
(Materialisme, Spiritualisme, dan Dualisme)
Secara garis besar antropologi metafisik bertujuan menyelidiki, menginterpretasi dan memahami gejala-gejala atau ekspresi-ekspresi manusia sebagaimana pula halnya dengan ilmu-ilmu tentang manusia (human studies). Adapun secara spesifik bermaksud memahami hakikat atau esensi manusia dengan mencari dan menemukan jawaban tentang siapakah sesungguhnya manusia itu?
Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat 3 aliran dalam filsafat ini tentang bagaimana memandang dan memahami manusia, yaitu materialime, spritualisme dan dualisme.Dari ke 3 aliran ini, teori ‘Dualisme’ lebih masuk akal. Aliran ini menganggap adanya dua substansi yang masing-masing berdiri sendiri. Tokoh-tokoh yang termasuk aliran ini adalah Plato (428-348 SM), Immanuel Kant, Descartes.
Para tokoh ini memadukan kedua pandangan tersebut dan menyatakan bahwa di samping hal-hal yang beraneka ragam dan yang dikuasai oleh gerak serta perubahan-perubahan itu sebagaimana yang diyakini mereka.
1. Aliran Matrealisme
Aliran matrealisme berpendapat bahwa yang penting adalah raga/jasmani. Jiwa dalam suatu tubuh hanyalah pelengkap yang kurang penting. Salah satu tokohnya ialah Ludwig Feuerbach,yang berpendapat bahwa dibalik manusia tidak ada makhluk lain yang disebut jiwa, seperti tidak adanya Tuhan dibalik alam ini. Pendapat diatas secara religius bersifat atheis atau tidak percaya akan adanya Tuhan. Dan aliran ini digunakan sebagai dasar pemiiran komunis.
2. Aliran Spiritualisme
Aliran spiritualisme berpendapat bahwa yang paling penting dalam diri manusia adalah jiwa. Salah satu tokohnya adalahPlato. Ia berpendapat bahwa jiwa lebih agung,karena jiwa berasal dari-Nya sebelum masuk ke raga, jiwa jatuh ke kehidupan duniawi,lalu bersatu dengan raga dan akhirnya manusia dilahirkan ke dalam dunia fana. Paham dari plato yang bersifat spiritualistis itu bersifat ethis-religius.
3. Aliran Dualisme
Aliran dualisme berpendapat bahwa jiwa dan tubuh sama pentingnya. Salah satu tokohnya ialah Rene Descartes,yang mengatakan bahwa jiwa adalah substansi dan raga adalah substansi yang berkeluasaan. Hubungan jiwa dan raga bukanlah sesuatu yang ditambahkan, melainkan sesuatu yang hakiki sehingga tanpa salah satu unsur itu bukan merupakan insan.
B. DAYA MANUSIA
Manusia pada usia balita kondisinya sangat lemah dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Setelah melalui proses pematangan terutama pendidikan, manusia menjadi raja dunia karena memiliki sejumlah kemampuan seperti akal, perasaan, kemauan, fantasi, dan perilaku khas sehingga manusia ditempatkan di posisi teratas. Namun apa sesungguhnya daya yang dimiliki manusia sehingga dapat menjadi raja dunia yang memerintah makhluk hidup lain. Berikut beberapa penjelasannya :
a. Akal dan Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan manusia yang bersifat potensial. Oleh karena itu, pemikiran yang aktif merupakan kekuatan yang bersifat potensial. Akhirnya, berpikir merupakan suatu perbuatan operasional yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup sebagai manusia. Intelegensi setiap manusia berbeda dengan manusia lainnya. Beberapa faktor penyebab perbedaan itu ialah : Keturunan, yaitu pembawaan seseorang dari lahir yang kekuatannya dipengaruhi oleh sifat kedua orangtuanya. Kematangan, yaitu saat kemampuan seseorang menerima masalah-masalah yang dipikirkannya. Motivasi (dorongan), karena seseorang memperoleh dorongan yang kuat baik eksternal maupun internal.
b. Perasaan dan Emosi
Pada umumnya perasaan manusia dibedakn atas dua tingakatan,yaitu rendah dan luhur. Perasaan rendah sangat erat kaitannya dengan hal-hal yang sifatnya fisik dan biologis dan dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu : Perasaan naluri, berhubungan dengan dorongan dasar individu. Perasaan penindera, berhubungan dengan kontak alat indera dengan lingkungan. Perasaan tanggapan,perasaan yang timbul atas suatu peristiwa. Dan perasaan vital, perasaan yang timbul karena keadaan. Sedangkan perasaan luhur erat kaitannya dengan hal yang bersifat kerohanian. Perasaan kerohanian dibedakan atas enam jenis yaitu : perasaan estetis(keindahan), perasaan intelek, perasaan diri, perasaan sosial, perasaan ethis, dan perasaan ketuhanan. Yang erat kaitannya dengan perasaan adalah emosi sebagai wujud perasaan yang kuat. Emosi merupakan sesuatu yang sangat kuat dan dapat berkembang menjadi sentimen.
c. Kemauan (konasi)
Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu yang dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Kemauan terbagi menjadi dua yaitu kemauan biologis dan kemauan psikologis. Kemauan biologis adalah keauan yang mengutamakan kepentingan organ, naluri, dan nafsu (seperti pada hewan) sehingga bersifat hewani. Sedangkan kemauan psikologis mengutamakan kepentingan rohani dan nalar yang ada pada manusia sehingga bersifat benar-benar manusiawi.
d. Fantasi
Fantasi adalah suatu daya jiwa untuk menciptakan sesuatu yang baru. Dengan fantasi, manusia dapat membuat sesuatu yang baru yang merupakan kreasi. Dalam fantasi ini, terpadu unsur pemikiran dan perasaan yang ada pada manusia yang memungkinkan manusia untuk menciptakan kreasi baru yyang dapat dinikmati. Menurut jenisnya fantasi dibedakan menjadi tiga macam yaitu fantasi mencipta, fantasi terpimpin, dan fantasi melaksanakan. Fantasi mencipta ialah fantasi yang benar-benar mengahsilkan sesuatu yang baru. Fantasi terpimpin adalah fantasi yang timbul karena adanya rangsangan dari luar. Fantasi melaksanakan merupakan perpaduan antara fantasi mencipta dan fantasi terpimpin.
e. Perilaku
Keempat daya diatas merupakan hal-hal yang menentukan perilaku seseorang. Secara umum perbedaan antara manusia satu dengan manusia lainnya ditentukan oleh dua faktor utama yaitu pembawaan dan lingkungan. Faktor utama yaitu pembawaan terbentuk pada waktu terjadi pembuahan dalam rahim ibu. Pembawaan yang terjadi mempunyai sifat yang abadi dan menentukan pribadi keturunannya. Faktor kedua yaitu lingkungan merupakan alam kedua setelah masa dalam kandungan. Lingkungan seorang individu baru dimulai dari rumah, sekolah, dan masyarakat.
C. TIPOLOGI MANUSIA
Tipologi adalah pengetahuan yang mencoba mengolong-golongkan manusia ats dasar kepribadian. Seorang pemikir Yunani kuno yang bernama Claudius Galenus membagi tipologi manusia menjadi empat tipe berdasarkan tempramennya yaitu :
a. Tipe Sanguinikus
Orang yang bertipe sanguinikus memiliki perasaan dasar riang dan optimis. Mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi, mudah menyesuaikan diri, banyak gerak dan banyak berbicara, dan mudah mengambil keputusan.
b. Tipe Melankhonikus
Orang yang bertipe melankhonikus memiliki perasaan dasar sedih. Mereka selalu berada dalam ketakutan, sulit menyesuaikan diri,kurang bergairah , dan mudah tersentuh perasaanya. Namun mereka lebih stabil jiwanya dan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan.
c. Tipe Kholerikus
Orang yang bertipe kholerikus memiliki perasaan dasar selalu merasa kurang puas. Mereka memiliki kebiasaan selalu gelisah, lekas eksplosif, mudah emosional, dan mau menang sendiri.
d. Tipe Flegmatikus
Orang yang bertipe flegmatikus memiliki perasaan dasar tenang, netral, dan tidak ada warna perasaan yang jelas. Sifat khas dari orang bertipe ini adalah ketenangan perasaan, tidak emosional, tidak mudah panik, tidak mudah terharu, bersikap tertib dan teratur, dan mudah memberi maaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar