universitas

universitas
gunadarma

Sabtu, 28 April 2012

MANUSIA DAN KEINDAHAN


Apakah keindahan Itu ?
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya.
Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai suatu kualita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kaang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian; yakni
1.      keindahan dalam arti luas
2.      keindahan dalam arti estetis murni
3.      keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan
Keindahan alam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adap kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
Nilai estetik.
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai sepertihalnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapa pada sesuatu benda sampai terbukti ketakbenarannya.
Allah dan Manusia Suka Keindahan
Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sifat Allah ini ternyata mengalir deras ke tubuh dan jiwa manusia. Tak ada satu pun manusia yang tidak suka dengan keindahan. Dalam tulisan ini saya membagi keindahan menjadi dua: keindahan secara fisik dan keindahan secara rohani. Keindahan keduanya sama-sama disukai oleh Allah dan manusia.
Dalam keindahan fisik, manusia yang berjenis kelamin pria menyukai wanita yang berpenampilan indah (cantik dan seksi). Sebaliknya manusia yang berjenis kelamin wanita menyukai pria yang berpenampilan indah (gagah dan ganteng). Jika ada suami yang tidak suka melihat istrinya yang cantik, kemungkinan besar dia sedang ada konflik, sehingga keindahan yang ada pada istrinya yang memang benar-benar cantik tertutup oleh emosi dan kejengkelan. Makanya agar keindahan itu ada terus dan tidak lenyap, hilangkan konflik, emosi, dan kejengkelan.
Manusia suka rekreasi ke taman bunga ingin melihat aneka bunga yang tumbuh mekar, indah, dan harum semerbak mewangi. Manusia ternyata bukan hanya suka dengan bunga yang ada di taman, tetapi juga yang ada di bank, yakni bunga bank yang jumlahnya ratusan juta bahkan miliaran dan triliunan rupiah. Semakin besar jumlah bunga bank, semakin besar pula kesukaannya.
Tadi disebutkan manusia senang dengan keindahan bunga yang harum semerbak mewangi. Dengan wewangian, manusia suka. Kalau kita menghadiri acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad di kampung-kampung, biasanya salah seorang panitia menyemprotkan minyak wangi ke baju peserta yang hadir. Kenapa hal itu dilakukan? Karena semasa hidupnya Nabi Muhammad suka dengan wewangian. Semasa hidupnya, Nabi Muhammad tidak pernah lepas dari minyak wangi. Tak heran kalau Nabi selalu harum mewangi, lebih-lebih perangai dan akhlaknya.
Manusia juga suka dengan keindahan seni, baik seni lukis, seni membaca Al-Qur’an, seni kaligrafi, dan seni lainnya. Kalau shalat di masjid atau mushalla tertentu, kita suka melihat sekaligus mengagumi keindahan kaligrafi yang menghiasi dinding-dinding  masjid atau mushalla yang tersusun dengan baik, rapi, dan serasi.
Namun saya pernah melihat di masjid dan mushalla yang dindingnya dihiasi dengan seni kaligrafi yang acak-acakan dan jauh dari indah. Hal itu sangat disayangkan. Kalau memang menyadari tidak punya keahlian dalam menulis kaligrafi yang baik dan indah, mbokya diserahkan kepada ahlinya. “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggu saat kehancurannya,” Hadis Nabi.
Manusia juga suka dengan lingkungan yang tertata dengan baik dan indah, baik yang ada di lingkungan rumah tangga maupun di masyarakat. Tak heran kalau sang istri di rumah berupaya sedemikian rupa agar rumahnya tampak rapi dan indah, tidak berantakan. Demikian pula pengurus RT/RW berupaya agar lingkungannya indah, bersih, serta tidak kotor dan jorok.
Dalam keindahan rohani, manusia suka dengan orang-orang yang bila bicara, tutur katanya indah, sopan, tidak menyinggung dan menyakiti lawan bicaranya. Dia tidak pernah bicara kecuali dengan perkataan yang indah, baik, jujur, lemah lembut, dan menyenangkan lawan bicaranya. Ini sesuai dengan Hadiss Nabi, “Barang siapa yang pecaya kepada Allah dan hari akhir, maka bicaralah yang baik atau kalau tidak bisa, diam saja.”
Manusia juga suka dengan orang-orang yang memiliki sikap, tingkah laku, dan akhlak yang indah. Keindahan akhlak seseorang akan menciptakan keindahan dan kedamaian, baik di dalam rumah tangga, masyarakat maupun dalam kehidupan bernegara. Kita sering menyaksikan slogan yang berbunyi, “Damai itu Indah.”  Semoga kita termasuk orang yang menyukai keindahan, memiliki tutur kata, sikap, dan akhlak yang indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar