universitas

universitas
gunadarma

Minggu, 24 Juni 2012

Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah Subhanahuwata’ala



1.      Manusia diciptakan Allah subhanahuwata’ala dengan tanggung jawab yang luas yang perlu dilaksanakan, kerana ia akan disoal tentang amanah yang diberikan kepadanya di hari akhirat nanti. Allah Subhanahuwata’ala, mencipta manusia dengan tujuan tertentu iaitu untuk dikembalikan semula kepadaNya, dan mereka dipertanggung jawabkan atas setiap usaha dan amal yang berkaitan dengan perintah keagamaan semasa ia hidup di dunia. Mereka akan diadil dan diberi pembalasan di hari pembalasan sama ada ditempatkan di Syurga tau neraka.

2.      Sabda Nabi Muhammad Salallahu’alaihi wasallam, dari Ibnu Umar ra katanya, " Saya mendengar Rasulullah Salallahu’alaihi wasallam bersabda, maksudnya:

"Semua orang dari engaku sekalian itu adalah pengembala, dan dipertanggung jawabkan terhadap apa yang digembalainya. Seorang pemimpin adalah pengembala dan akan ditanya tentang pengembalaanya;

Seorang lelaki adalah pengembala dalam keluarganya dan akan ditanya tentang pengembalaannya;

Seorang isteri adalah pengembala di rumah suaminya dan akan ditanya tentang pengembalaannya;


Seorang khadam juga pengembala dalam harta tuannya dan akan ditanya tentang pengembalaanya.|

Maka semua orang dari kamu sekalian adalah pengembala dan akan ditanya tentang pengembalaannya."

 ( Muttafaq 'alaih)
TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH ALLAH
Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka bumi adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan , wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya.
Sebagai khalifah, manusia diberi wewenang berupa kebebasan memilih dan menentukan, sehingga kebebasannya melahirkan kreatifitas yang dinamis. Kebebasan manusia sebagai khalifah bertumpu pada landasan tauhidullah, sehingga kebebasan yang dimilikitidak menjadikan manusia bertindak sewenang-wenang.
Kekuasaan manusia sebagai wakil Tuhan dibatasi oleh aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hokum-hukum Tuhan baik yang baik yang tertulis dalam kitab suci (al-Qur’an), maupun yang tersirat dalam kandungan alam semesta (al-kaun). Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang diwakili adalah wakil yang mengingkari kedudukan dan peranannya, serta mengkhianati kepercayaan yang diwakilinya. Oleh karena itu, ia diminta pertanggungjawaban terhadap penggunaan kewenangannya di hadapan yang diwakilinya, sebagaimana firman Allah dalam QS 35 (Faathir : 39) yang artinya adalah :
“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi. Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafiranorang-orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lainhanyalah akan menambah kerugian mereka belaka”.
Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan juga sebagai hamba allah, bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan suatu kesatuan yang padu dan tak terpisahkan. Kekhalifan adalah realisasi dari pengabdian kepada allah yang menciptakannya.
Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang menyebabkan derajad manusia meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah, seperti fiman-Nya dalam QS (at-tiin: 4) yang artinya
“sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

Untuk kriteria agar manusia bertanggung jawab terhadap Allah Subhanahuwata’ala  adalah seperti berikut;

1.      Mengabdikan diri kepada Allah Subhanahuwata’ala dengan beriman dan melakukan amal soleh mengikut syariat yang ditetapakan oleh agama melalui RasulNya.

2.      Melaksanakan amanah Allah memelihara dan mengawal agama Allah serta ajaran Allah Subhanahuwata’ala seperti FirmanNya; Surah Al Ahzab; 72 (ms. 427).
"Sesungguhnya Kami telah kemukakan tanggung jawab amanah (Kami) kepada langit dan bumi serata gunung-gunung (untuk memikul) maka mereka enggan memikulnya dan bimbang tidak dapat meyempurnakannya (kerana tidak ada pada mereka persediaan untuk memikulnya) dan (pada ketika itu) manusia (dengan persediaan yang ada padanya) sanggup memikulnya. (ingatlah) sesungguhnya tabiat kebanyakan manusia adalah suka melakukan kezaliman dan suka pula membuat perkara-perkara yang tidak patut dikerjakan."
- (Surah Al Ahzab: 72)

3.      Melaksanakan amar makruf, nahi mungkar, iaitu sebagai khalifah Allah Subhanahuwata’ala bertanggung jawab menyebarkan Islam, meninggikan kalimah Allah Subhanahuwata’ala dan supaya manusia menjadi orang Islam.

Firman Allah Subhanahuwata’ala : " Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru (berdakwah) kepada kebajikan (mengembangkan Islam). Dan menyeru berbuat  kebaik, serta melarang dari kemungkaran (buruk dan keji ). Dan mereka yang bersifat demikian ialah orang-orang yang berjaya."
- ( Surah Ali imran: 104)

4.      Menjaga kesucian agama, dengan menegakkan Islam dengan berdakwah dan melaksanakan syariat Islam  yang telah ditetapkan agama.

Bertanggung jawab menjauh dan memelihara diri dan keluarga dari azab neraka .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar